MAN.
Satu kata yang ditujukan bagi laki-laki yang sudah dewasa, atau bukan?
Perasaan takut dan ragu-ragu selalu ada ketika mencoba berdekatan dengan seseorang yang datangnya beda dari sudut pandangku. Perasaan takut salah, takut terlihat paling tidak mengerti, tentunya perasaan ketidak percayaan diri.
Namun, perlahan aku sedikit terbuka.
Tidak mengapa untuk jujur pada dirimu sendiri, tidak perlu memperlihatkan sesuatu yang sebenarnya bukan kemampuan kita. Tapi, harus berusaha untuk selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Aku terbuka, untuk tidak takut menjadi diriku sendiri. Untuk mengambil tindakan atas kemauanku sendiri, bukan karena kehendak atau situasi orang lain. Karena aku tersadar, dari situlah kamu bisa menuju arah yang kamu mau, orang-orang akan mencoba mendengarkanmu. Kemudian melihatmu.
Kemudian apa hubungannya dengan laki-laki?
Karena aku sadar disaat aku belajar dari laki-laki. Sungguh bukan jadi masalah jika kamu menjadi dirimu sendiri. Ceritakan saja apa yang kamu alami, percaya jika mereka mendengar. Dan jika jawaban mereka berbeda dari sudut pandangmu, bukan berarti kamu salah. Ini bukan masalah siapa yang benar dan siapa yang salah, ini masalah bagaimana kamu bersikap. Terima lah kata-kata yang terdengar langsung untukmu. Kemudian renungkan, dan sesuaikan, apakah kata-kata itu memang sesuai dengan keadaanmu atau tidak. Dari situ, aku belajar menghargai diriku sendiri, belajar untuk tidak takut berbicara kepada semua orang. Aku sedikit lebih fleksibel, dan aku lebih memaksakan diriku untuk berpikir secara rasional, daripada berpikir yang berdominasi dengan perasaan.
Dan entah mengapa, aku bahagia.
Setidaknya, aku berhasil menemukan dimana letak kekuranganku selama ini. Hal ini membuatku bersemangat untuk merangkai hari-hari ke depan, membuatku lebih optimis bahwa aku bisa ada di pandangan orang lain. Optimis bahwa, aku mempunyai hak untuk bahagia, dan dengan hak itulah, aku berkewajiban untuk selalu membangun kebahagiaan untuk diriku sendiri.
Sungguh, aku bahagia malam ini, aku telah berhasil menemukan kekuranganku dan aku berhasil meminimalisir kekuranganku di depan orang-orang yang aku harapkan, mereka sadar; bahwa aku ini sedang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik...
-- siapapun orang yang sedang berbicara denganmu, dengarkanlah dan belajarlah darinya. --
Perasaan takut dan ragu-ragu selalu ada ketika mencoba berdekatan dengan seseorang yang datangnya beda dari sudut pandangku. Perasaan takut salah, takut terlihat paling tidak mengerti, tentunya perasaan ketidak percayaan diri.
Namun, perlahan aku sedikit terbuka.
Tidak mengapa untuk jujur pada dirimu sendiri, tidak perlu memperlihatkan sesuatu yang sebenarnya bukan kemampuan kita. Tapi, harus berusaha untuk selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Aku terbuka, untuk tidak takut menjadi diriku sendiri. Untuk mengambil tindakan atas kemauanku sendiri, bukan karena kehendak atau situasi orang lain. Karena aku tersadar, dari situlah kamu bisa menuju arah yang kamu mau, orang-orang akan mencoba mendengarkanmu. Kemudian melihatmu.
Kemudian apa hubungannya dengan laki-laki?
Karena aku sadar disaat aku belajar dari laki-laki. Sungguh bukan jadi masalah jika kamu menjadi dirimu sendiri. Ceritakan saja apa yang kamu alami, percaya jika mereka mendengar. Dan jika jawaban mereka berbeda dari sudut pandangmu, bukan berarti kamu salah. Ini bukan masalah siapa yang benar dan siapa yang salah, ini masalah bagaimana kamu bersikap. Terima lah kata-kata yang terdengar langsung untukmu. Kemudian renungkan, dan sesuaikan, apakah kata-kata itu memang sesuai dengan keadaanmu atau tidak. Dari situ, aku belajar menghargai diriku sendiri, belajar untuk tidak takut berbicara kepada semua orang. Aku sedikit lebih fleksibel, dan aku lebih memaksakan diriku untuk berpikir secara rasional, daripada berpikir yang berdominasi dengan perasaan.
Dan entah mengapa, aku bahagia.
Setidaknya, aku berhasil menemukan dimana letak kekuranganku selama ini. Hal ini membuatku bersemangat untuk merangkai hari-hari ke depan, membuatku lebih optimis bahwa aku bisa ada di pandangan orang lain. Optimis bahwa, aku mempunyai hak untuk bahagia, dan dengan hak itulah, aku berkewajiban untuk selalu membangun kebahagiaan untuk diriku sendiri.
Sungguh, aku bahagia malam ini, aku telah berhasil menemukan kekuranganku dan aku berhasil meminimalisir kekuranganku di depan orang-orang yang aku harapkan, mereka sadar; bahwa aku ini sedang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik...
-- siapapun orang yang sedang berbicara denganmu, dengarkanlah dan belajarlah darinya. --
Komentar
Posting Komentar