Konsistensi

Apa yang ada di pikiranmu saat pertama dengar tentang konsistensi?
Apakah langsung terpikir tentang prioritas?
Atau karakter, mungkin?
Apakah kebiasaan sehari-hari?

Berhubung di umur aku yang sebentar lagi bakal masuk 21 tahun, aku mulai berpikir (yang kayanya telat [harusnya mikir lebih awal]) soal masa depan aku. Bukan masa depan yang di angan-angan, tapi lebih ke gimana cara mewujudkan masa depan dan membentuknya. Sampe dimana aku kepikiran tentang konsistensi. Karena orang-orang yang selama ini aku perhatiin buat jadi role model, setelah aku simpulin, sebenarnya mereka menjalankan sesuatu tiap harinya dengan tertata, terjadwal, dan ontime. Dan yang masuk dipikiranku, mereka mungkin ga akan bisa kerja atau hidup seperti itu tanpa kebiasaan yang udah mereka bentuk. Remember, kebiasaan itu bukan suatu yang semata-mata jadi. Tapi suatu tingkah laku yang pastinya udah mereka evaluasi apa kebiasaan mereka yang positif dan negatif. Menurutku, itulah konsistensi.

---
Aku termasuk orang yang baper, maksudnya, aku termasuk orang yang mudah tersentuh dan mudah untuk dimasuki suatu paham, (tapi ga radikal ya ga sampe terorisme), mudah mengagumi karakter orang juga. Contohnya nih, aku bisa nonton film dan menjiwai kisah film itu, mengambil positif dari semua karakter di film itu, contoh lain, aku gampang banget down saat orang lain berpikiran bahwa mereka (orang lain yang diberikan kepercayaan) punya kemampuan lebih sedangkan aku enggak. Nah, ininih yang harus banyak diilangin, bikin diri ga berkembang he he he.

Hubungannya sama tulisan ini adalah, karena aku orang yang baper jadi aku masih susah buat ngebentuk konsistensi itu. Aku kadang gampang buat ngasih waktuku buat orang yang aku sayang (HEHE), tapi lupa kalo punya task yang harus dikerjain. Padahal, seiring bertambahnya usia, waktu yang kamu pake itu berharga banget. Kedua, yang bikin aku susah buat bentuk konsistensi adalah kebingungan aku yang menurutku semuanya penting dan kebingungan aku yang menurutku sesuatu itu lebih menyenangkan untuk dilakukan kalo kitanya sendiri juga senang. Jadi, kesusahan untuk nyusun kategori mana yang nanti, segera, dan harus.
---

Untungnya, dan senangnya, aku sekarang sudah mulai merasa aku bisa nyusun kategori-kategori itu. Aku dapet caranya dari kebiasaan aku yang suka "mikir" terhadap kebiasaan role model aku dan juga aku dapet dari berdoa. Loh kok berdoa? Iya, kalo bukan karena ridho dan tuntunan-Nya, mungkin sampe detik aku ngetik tulisan ini, aku masih berada dalam kebingungan. Dan menjadi orang yang kebingungan itu ngga enak banget!

Apa yang aku rasakan ketika aku bisa nyusun kategori-kategori itu adalah aku sadar bahwa aku punya suatu tujuan, punya masa depan. Dan ketika aku ngga bergerak sama sekali, atau lambat, maka aku ga akan bisa sampe ke tujuan itu. Sedangkan, tiap waktu, menit, detik, itu berjalan. Kalo kamu sekarang kuliah, 5 menit itu berharga banget wkwk. Setelah bisa untuk nyusun suatu kepentingan, jangan terlena, kamu juga perlu ningkatin kemampuan kamu. Supaya bisa lebih cepat sampe ke tujuan ;)

---
Kesadaran.
Tidak hanya konsistensi, tetapi dengan adanya kesadaran, kehidupan akan lebih seimbang.
---

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAN.

Jatuh cinta.